Jakarta- Selama puluhan tahun merasa tak diperhatikan pemerintah, ribuan peternak yang tergabung dalam sejumlah asosiasi peternakan hari ini berkumpul menggelar pertemuan di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Ketua Umum Kongres Nasiona Peternak Rakyat 2016, Teguh Boediyana, mengatakan ribuan peternak yang hadir tersebut mewakilil peternak rakyat yang jumlah jutaan orang yang kerap diabaikan Kementerian Pertanian (Kementan).
Diungkapkan Teguh, selain lebih berfokus pada tanaman pangan, pemerintah juga membiarkan peternak kecil bersaing dengan perusahaan-perusahaan peternakan besar. Ayam, misalnya, ratusan ribu peternak unggas kecil kolaps setelah perusahaan besar integrator masuk ke sektor budidaya.
"Jutaan rakyat berdasarkan data BPS ada 6 juta rumah potong hewan, 100 ribu peternak, jutaan perternak ayam lokal, belum lagi, babi dan kelinci. Mereka diabaikan dan dimarjinalkan (dipinggirkan)," kata Teguh di Kongres Nasional Peternak Rakyat 2016, Senin (28/11/2016).
Dia menuturkan, peternak sebenarnya tak perlu dibantu dengan subsidi atau program bantuan lainnya seperti halnya pada sektor pertanian. Namun, peternak rakyat tak bisa bertahan jika dibiarkan bersaing dengan korporasi bermodal kuat.
"Kita bukan beban pemerintah, meskipun kecil kita bantu penuhi kebutuhan hewani. Kita sudah menyediakan lapangan sendiri tanpa perlu disediakan pemerintah. Tapi pemerintah membiarkan peternak kecil bersaing dengan integrator," ujar Teguh.
"Kami nggak butuh bantuan sosial, kami nggak butuh bantuan uang, kami hanya butuh keberpihakan," katanya lagi.
Beberapa asosiasi ternak yang hadir antara lain PPUI (Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia), Perkapin (Perkumpulan Peternak Kambing Indonesia), Himpuli (Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia), Hippapi (Himpunan Peternak dan Pengolahan Ayam Pelung), APPI (Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia).
Beberapa asosiasi lain yakni PPUN (Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara), APSPI (Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia), Gopan (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), Pinsar (Pusat Informasi Perunggasan), dan PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia). (dna/dna)
Source: detikcom
No comments:
Post a Comment