[Unpad.ac.id, 10/05/2016] Dua mahasiswa Fakultas Peternakan Unpad, Fella Stanliadayef dan Enggallovely Awliya Fadillah terpilih untuk mengikuti NTCA Indonesia Australia Pastoral Program (NIAPP 2016) mulai 1 April 2016 lalu hingga 3 Juni 2016 mendatang. Dari Indonesia, terpilih 20 mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ini dari berbagai perguruan tinggi.
Para mahasiswa terpilih tersebut disebar ke 10 cattle station wilayah Northern Australia, 8 company cattle station, dan 2 family cattle station. Sebelumnya, terlebih dahulu mereka menjalani training di Charles Darwin University selama 2 minggu. Setelah menjalani seluruh rangkaian program, mereka pun akan melakukan presentasi di Konsulat RI di Darwin.
Salah seorang mahasiswa, Fella Stanlidayef ditempatkan di salah satu family cattle station tepatnya di Lakefield Station. Peternakan ini memiliki luas lahan sebesar 596 km2 berlokasi di Sturt Plateau, 470 km dari Darwin selatan. Populasi sapi mereka saat ini berkisar 7500 ekor, dengan 29 lahan pengembalaan (paddock) dan 3 buah lahan prosesing (yard).
Konsumen dari Lakefield Station sendiri adalah Indonesia dan Vietnam. Rantai pasok ekspor sapi berawal dari sapi di cattle station atau peternakan – agent – export company – importir. Sebelum sapi-sapi mereka diekspor ke berbagai negara, ada beberapa proses yang harus dilakukan seperti tes kebuntingan (pregnant test) pada sapi betina dengan menggunakan metode palpasi rektal. Sesuai dengan azas animal welfare dan ijin ekpor, sapi betina tidak boleh diekspor dalam keadaan bunting.
Proses selanjutnya yaitu weaner processing, yakni melakukan beberapa perlakuan terhadap sapi muda lepas sapih yang nantinya akan menjadi sapi bakalan. Proses ini meliputi pemberian tiga jenis vaksin yaitu vaksin pencegah penyakit botulisme atau kelumpuhan yang disebabkan oleh bakteri botolinum yang terdapat pada tulang dan bangkai, vaksin pencegah gangguan parasit external, dan internal serta vaksin pencegah tetanus, setelah itu dilanjutkan dengan ear tagging, yaitu identitas ternak seperti jenis kelamin, umur, dan nomor ternak).
Ternak yang telah diproses dikembalikan ke beberapa yard sebelum diekspor. Ternak akan berada di yard selama sekitar satu minggu, dimana ternak diberi pakan tambahan yang memiliki kandungan nutrisi tinggi , seperti hay (rumput yang sudah dikeringkan), weaner pellet dan kopra dengan tujuan agar ternak dapat mencapat bobot badan standar yang telah ditentukan. Gulungan hay ditata dengan menggunakan hay ring agar ternak dapat makan dengan teratur dan bersih (pakan tidak tercampur dengan kotoran).
Setelah itu, ternak siap dikirim ke export yard menggunakan road train. Transportasi ternak ini didesain dengan memperhatikan kenyamanan ternak seperti lantai yang tidak licin, ventilasi udara yang cukup, serta kapasitas tampung ternak yang disesuikan agar ternak terhindar dari stres selama perjalanan. Proses loading ternak berlangsung efektif karena ternak mengobservasi sendiri lingkungannya dan masuk dengan sendirinya kedalam road train tanpa adanya tindakan paksaan dan kekerasan.
Dapat berkesempatan mengikuti pemrosesan sapi sebelum diekspor merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peserta NIAPP. Minggu berikutnya, peserta akan mendapatkan pelajaran menunggang kuda dan quadbike yang akan digunakan ketika mustering (proses pemindahan sapi dari paddock ke yard). Pengetahuan mengenai water point, fencing dan sistem pastura juga akan menjadi pelajaran dan pengalaman beharga bagi peserta yang telah bercita-cita akan menjadi peternak sapi potong di Indonesia dan ikut memajukan industri peternakan sapi potong Indonesia.*
Rilis oleh: Fella Stanlidayef (Fapet Unpad) / art
sumber: https://www.unpad.ac.id/2016/05/dua-mahasiswa-peternakan-unpad-pelajari-pengelolaan-ternak-sapi-di-australia
berita kampus
No comments:
Post a Comment